Konflik Dan Peraturan Tak Tertulis Antara Pemancing Dan Spearo


Seorang teman pemancing menghubungi penulis (sebagai admin meugap community) dan mengadukan kejadian yang mereka alami. Mereka punya sedikit masalah dengan teman-teman spearo yang menyelam malam di lokasi yang biasa mereka gunakan untuk memancing. Mereka tidak tahu harus mengadu kemana untuk mendapatkan solusi dan pencerahan dari masalah ini. Mereka berharap admin bisa menyampaikan hal ini ke group spearo sehingga bisa saling memahami dan tidak berakhir dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Pemancing itu mengatakan bahwa kejadian ini mereka alami di Kampung Biduk, Lampulo dan Tanggul Pantai Syiah Kuala.

Pada dasarnya pemancing dan spearo sama-sama mencari rejeki laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Biasanya mereka melakukan aktifitasnya di tempat yang sama sehingga wajar kalo terjadi benturan kepentingan (berebut lapak). Dalam hal ini tidak ada pihak yang pantas dan merasa lebih berhak atas lokasi tertentu. Siapa yang duluan sampai, itulah kesempatan baginya dan yang datang belakangan harus rela untuk mencari tempat yang lain. Namun apabila suatu tempat itu telah terkenal sebagai spot pemancing, maka hendaknya spearo tidak menggangu lokasi tersebut. Namun apabila dilokasi telah didahului oleh spearo, hendaknya pemancing mengalah atau membicarakannya dengan spearo secara baik-baik apabila tetap ingin memancing di lokasi yang sama. Dan Seperti yang kita ketahui bersama, kekerasan seperti melempar batu atau memotong tali pancing tidak akan menyelesaikan masalah, malah menambah masalah. Kenapa saya tulis demikian? karena sudah banyak kejadian spearo yang dilempari batu oleh pemancing atau spearo yang "nakal" memotong senar pancing. Rezeki sudah ada yang atur, jadi tidak perlu rebutan lapak!!!

Seperti pengalaman yang pernah penulis alami bersama teman-teman spearo di Lhok Nga Aceh Besar (PT. Sai, tempat yang sudah terkenal sebagai lokasi mancing), begitu menyadari di lokasi sudah ada beberapa pemancing, kami memutuskan untuk pindah ketempat yang jauh dari pemancing. Sebagai bentuk etika yang baik, kami ucapkan permisi “izin lewat” supaya kami bisa berenang menjauh dari lokasi pemancing tersebut. Dan alhamdulillah apa yang kami lakukan membuat pemancing mengerti dan sama-sama bisa melanjutkan mencari rezeki.

Pengalaman diatas merupakan contoh kasus yang sering terjadi diantara pemancing dan spearo. Konflik atau benturan seyogyanya dapat dihindari dengan mengedepankan toleransi sebagai wujud dari peraturan tak tertulis yang hendaknya dipatuhi oleh semua pihak.




Tulisan ini adalah hasil diskusi dengan Bang Emrin Ian dan beberapa teman lainnya.

NOTE :
Berdasarkan laporan yang kami terima, konflik terjadi di Tanggul Syiah Kuala, Lampulo, Dan Tanggul Ulee Lheue.
Foto yang kami upload hanya pemanis. bukan tempat terjadinya konflik.